Rabu, 16 November 2011

kosmologi siri’ na pacce versi teman aku di FB

MAKASSAR TIDAK KASAR:
TUTU RI PANGGAUKANG...
BAJI RI KANA KANA NA...
 UglyKidz Djoe kosmologi siri’ na pacce :
Dalam dialektika kehidupan bugis-makassar hanya berpijak di atas siri’ na pesse yang merupakan pandangan hidup yang bermetamorfosa menjadi sebuah ideologi (weltaszchaung), kemudian menjadi mantra bagi manusia bugis-makassar. seperti yang terjadi pada nenek moyang almarhum Tun Abdul Razak, Mantan Perdana Menteri Malaysia bernama Karaeng Haji, salah seorang putera Sultan Abdul Jalil Somba Gowa XIX yang di merantau ke Pahang dan dikenal dengan Toh Tuan, meninggalkan Gowa pada abad XVIII karena masalah Siri’, perebutan kekuasaan raja Gowa antar saudara,kemudian munculnya mitos duet maut antara aru palakka-Sultan hasanuddin yang rela menumpahkan darah di bumi nusantara dengan problema yang sama. Beragam dinamika masyarakat sulsel yang terjadi, hingga berimplikasi terdistorsinya makna siri’ na pesse, mengakibatkan disintegrasi tafsir dalam konstruk individu atau kelompok. jika di tinjau dari :

- Nilai filosofis siri na pacce merepresentasikan pandangan hidup orang Bugis - Makassar mengenai berbagai persoalan kehidupan meliputi 

(1) prototipe watak orang Makassar yang terdiri atas 
   (a) reaktif,
   (b) militan, 
   (c) optimis, 
   (d) konsisten,
   (e) loyal, 
   (f) pemberani, dan 
   (g) konstruktif.

- Nilai etis siri na pacce terdapat nilai-nilai etis meliputi 

(1) teguh pendirian, 
(2) setia, 
(3) tahu diri, 
(4) berkata jujur 
(5) bijak, 
(6) merendah, 
(7) ungkapan sopan untuk sang gadis, 
(8) cinta kepada Ibu, dan 
(9) empati.

- Nilai estetis siri na pacce meliputi 

(1) nilai estetis siri na pacce alam non insani terdiri atas 
   (a) benda alam tak bernyawa, 
   (b) benda alam nabati, 
   (c) alam hewani 
(2) nilai estetis siri na pacce alam insani.

Ajaran ini nampak berlaku universal di berbagai masyarakat di belahan dunia, seperti ajaran bushido (siri’na kaum samurai) di jepang. Bushido adalah etika moral bagi kaum samurai. Berasal dari zaman Kamakura (1185-1333), terus berkembang mencapai zaman Edo (1603-1867), bushido menekankan kesetiaan, keadilan, rasa malu, tata-krama, kemurnian, kesederhanaan, semangat berperang, kehormatan, dll. Aspek spiritual sangat dominan dalam falsafah bushido. Meski memang menekankan “kemenangan terhadap pihak lawan”, hal itu tidaklah berarti menang dengan kekuatan fisik. Dalam semangat bushido, seorang samurai diharapkan menjalani pelatihan spiritual guna menaklukkan dirinya sendiri, karena dengan menaklukkan diri sendirilah orang baru dapat menaklukkan orang lain.

Kekuatan timbul dari kemenangan dalam disiplin diri. Justru kekuatan yang diperoleh dengan cara inilah yang dapat menaklukkan sekaligus mengundang rasa hormat pihak-pihak lain, sebagai kemantapan spiritual.Perilaku yang halus dianggap merupakan aspek penting dalam mengungkapkan kekuatan spiritual.

Begitupun, dari aspek ontologi (wujud) siri’ na pesse/pacce mempunyai relevansi kuat dengan pandangan islam dalam kerangka spiritualitas, dimana kekuatan jiwa dapat teraktulkan melalui penaklukan jiwa atas tubuh. sedemikian rupa, siri’ na passe merupakan emanasi dari islam yang berbusana bugis-makassar yang lahir dari rahim akulturasi islam dan bugis-makassar,



sumber : http://www.facebook.com/johandi.malik.tahir/posts/290394007660131

Tidak ada komentar:

Posting Komentar